Call me: 0812.8622.919
Terapi SEFT
  • Home
  • Master Trainer
  • Kata Mereka
  • Jadwal Training
  • VIDEO
    • SEFT sebagai Solusi
    • Mengapa SEFT Efektif
    • Preview SEFT >
      • Testimoni SEFTer
      • Demo Terapi SEFT
    • Sesi Foto Training
    • Terapi SEFT
    • Liputan Media >
      • SEFT di RCTI Jakarta
      • SEFT di RCTI Surabaya
      • SEFT di DAAI TV
  • Artikel
    • Perusahaan
    • Tentang SEFT
    • Materi Training SEFT
    • Terapi SEFT
    • Serba Serbi SEFT >
      • SEFT Total Solution
      • Sejarah Penemuan SEFT
      • Manfaat Training SEFT
      • Hambatan Emosi dan Fisik
      • SEFT Solusi Praktis
      • 12 Pola Energi Tubuh
      • Keluarga Sefter
      • Terapi SEFT untuk Stress
      • Terapi SEFT untuk Phobia
      • Bahagia dan Pedih
      • Cegah dan Hindari Stress
      • Kenapa Ikut Training SEFT
      • Perusahaan Menerapkan SEFT
    • Teknik SEFT >
      • Kunci Sukses Terapi SEFT
      • SEFT untuk diabetes
      • SEFT Gangguan Jiwa
      • Sakit Karena Anak
      • SEFT anak Ngompol
      • SEFT Jarak Jauh
      • Mengatasi Insomnia
    • Kliping Liputan Media
    • Stop Merokok >
      • Tentang Rokok
      • Bahaya Rokok
    • Testimoni
    • Info dan Tip Kesehatan
    • Rupa Rupa >
      • Postingan SEFT
      • Postingan Umum
      • Renungan
      • Aneka Manfaat
  • Hubungi Kami

Kepedihan dan Kebahagiaan Terdalam

Picture
Berikut ini tulisan Pak A. Faiz Zainuddin Founder SEFT (Spiritual Emational Freedom Technique) tentang keluarga mudah-mudahan bisa mewujudkan bulan madu kedua, ketiga keempat dst.
———————————————————————————————--
Our Deepest Pain & Highest Happiness Always Come from Home

Judul diatas saya kutip dari buku tentang keluarga paling laris sepanjang sejarah : The 7 Habits of Highly Effective Family dari Stephen Covey. Dalam puluhan kali training saya bertanya pada audience, benarkah statement diatas, kebanyakan dari mereka setuju. maka kalau memang kita serius membahas kebahagiaan, "keluarga" adalah salah satu bidang yg harus kita kuasai. Dan Family, marriage and human development adalah bidang study yg saya geluti jauh sebelum saya menemukan SEFT.


Kemarin saya baru melihat ceramah Dr. John Gottman, peneliti utama dalam masalah hubungan perkawinan. Ceramah ini memberi saya banyak pencerahan, karena itu mau saya sharekan disini.

Dr. Gottman sangat istimewa karena telah melakukan penelitian selama 33 tahun lebih pada lebih dari 3000 pasangan. Dia pula yg mendirikan LOVE LAB (TM), laboraturium cinta di university of washington.Laboraturium ini sebenarnya adalah sebuah resort di depan pantai yg sangat indah, dimana para pasangan (sebagian dari mereka pengantin baru) dipersilahkan tinggal beberapa minggu dan menikmati hari2nya disana. tapi disitu dipasang 4 kamera CCTV atas sepengetahuan pasangan tersebut, dan dibalik dinding resort itu, para peneliti mengobservasi interaksi dan pola komunikasi para pasangan ini.

Hebatnya, dari pengalaman 33 tahun dengan 3000 pasangan yg diamati itu (beberapa bahkan diamati perkembangan hubungan perkawinan mereka selama 20 tahun terakhir), Dr. Gottman dan rekan2nya, bisa memprediksi dengan ketepatan lebih dari 90%, apakah pasangan tersebut akan hidup bahagia atau bersama tapi menderita, atau akan bercerai (bahkan bisa diprediksi, kira2 akan bercerai pada tahun keberapa)

Dan inilah temuan2 menarik dari research Dr. Gottman dkk:

1. Pasangan yg bertahan lama dan bahagia adalah pasangan yg jumlah Komentar Positif terhadap pasangannya minimal 5x jumlah komentar negatifnya (misalnya: 5x memuji : 1x mengkritik)

2. pasangan akan bercerai jika jumlah kritikan : pujian = 1 : 0,8 (jadi kalau jumlah kritikan dibanding jumlah pujian anda pada pasangan 5:4, bisa diprediksi dengan ketepatan 90% anda akan bercerai dengan pasangan, atau minimal tetap bersama tapi menderita seumur hidup perkawinan anda, naudzubillahi min dzalik). dan jika kritikannya 5x lebih banya dari pujiannya, ya silahkan disimpulkan sendiri

3. Ada 4 hal yang paling bisa memprediksikan perceraian atau penderitaan dalam perkawinan;

a. Criticism: suka mengkritik dan menyalahkan pasangan (kamu ini…..negatif). lawan dari suka mengkritik bukannya "diam", (bahkan "silent conflict" alias memendam kemarahan adalah the No.1 predictor of divorce). pasangan yg bahagia, kalau sedang tidak suka dengan tindakan pasangannya, tidak mengkritik, tetapi bicara seperti ini: saya merasa…. saya berharap…. jadi bukan kamu itu ya…. kamu ini memang….mereka fokus pada apa yg mereka rasakan, apa harapan mereka, dst, bukan menyerang pasangannya dengan kritikan pedas

b. Defensive: pasangan yg bercerai, kalau ada konflik cenderung defensif. ada dua cara untuk defensif, pertama dengan "menyerang balik", (enak aja kalau ngomomong, kamu kan juga begitu,,,,,) yg kedua dngan "mengasihani diri" (ya sudah, memang aku ini tidak becus). pasangan yg bahagia, kalau sedang bertikai, "mengambil tanggung jawab" (oh, gitu ya, rupanya selama ini aku tidak merasa kalau perhatianku mulai berkurang padamu, maafkan aku ya, besok kita romantic dinner deh..)

c. Disrespect & Contentment : merasa diri lebih superior dibanding pasangan, karena itu jadi tidak menghormati pasangannya. awalnya cuman dihati, akhirnya muncul dalam ucapan ketika sedang dalam konflik. (dasar memang pemalas, dasar suami ndak bertanggung jawab, emang kamu ini istri ndak becus…) and by the way my friend, dari 4 prediktor utama perceraian, inilah yg paling berbahaya. Pasangan yg bahagia sebaliknya, memiliki kekaguman tertentu pada pasangannya. (kalau memang pada pasangannya secara objektif tidak ada yg layak dikagumi, dia tetap memiliki "positive illusion" tentang pasangannya. pasangan yg langgeng pandai dalam memelihara kekaguman, rasa respek dan apresiasi pada pasangannya (suka mengucapkan terimakasih dan pujian)

d. Stonewalling : pasangan yg bercerai atau menderita biasanya bersikap "acuh tak acuh" pada pasangannya, alias cuek, tidak menggubris dan menarik diri dalam hubungan. pasangan yg bahagia selalu memelihara ketertarikan pada pasangannya.

sumber: SEFT Corp
Picture
Powered by Create your own unique website with customizable templates.